SEMARANG – Dalam rangka Dies Natalis ke-67, Universitas Diponegoro menyelenggarakan Band Competition yang diikuti oleh seluruh civitas academica Undip, Kamis (17/10/2024). Kompetisi ini diikuti oleh 14 peserta dari kategori Dosen dan Tendik, dan 7 peserta kategori mahasiswa yang masing-masing membawakan lagu andalan bertema “Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan”. Acara ini berlangsung di Gedung Prof. Sudarto, S.H, Kampus Undip Tembalang.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Suharnomo, S.E., M.Si sangat mengapresiasi acara kompetisi band ini karena ini merupakan kali pertama Undip mengadakan kompetisi band dalam rangka merayakan Dies Natalis ke-67. Tak hanya sekadar sambutan, Prof Suharnomo juga menunjukkan kebolehannya dengan bernyanyi lagu “Hanya Ingin Kau Tahu” milik Band Repvblik. Semakin meriah ketika lagu tersebut dikombinasi dengan iringan musik dangdut yang membuat penonton ikut bergoyang hingga depan panggung.
Dalam kategori mahasiswa, band asal Fisip, yakni Sakutala berhasil meraih Juara 1 mengalahkan band-band dari fakultas lainnya. Sakutala membawakan lagu lawas “Rumah Kita” milik God Bless. Band yang digawangi oleh Rafael Etantyo dari Program Studi Ilmu Komunikasi 2024, Rajata Wahidsyah Tahier dari Program Studi Ilmu Pemerintahan 2023, Alexandra Blatnick dari Program Studi Ilmu Pemerintahan 2023, Muhammad Rifqy Maulana Blatnick dari Program Studi Ilmu Pemerintahan 2023, Ahmad Jusuf Lukman dari Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis 2023, Mochamad Najril Ubaidillah dari Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis 2024, Indrasta Alif Yudistira dari Program Studi Ilmu Pemerintahan 2022, Shanaz Nailahanifah dari Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis 2023, Pradipto Aryo Wismoyo dari Ilmu Administrasi Publik 2024, Ilham Akbar Widyatama dari Program Studi Ilmu Komunikasi 2022, Felix Junhan dari Program Studi Ilmu Pemerintahan 2022, dan Alfatih Aryo Seto dari Program Studi Ilmu Komunikasi 2023 sukses memukau penonton dengan penampilan yang luar biasa. Uniknya, mereka juga menggunakan barang-barang bekas sebagai alat instrument musik. Mereka memanfaatkan kaleng bekas, botol minuman plastik bekas, dan alat-alat lainnya. Penggunaan barang bekas ini juga menjadi penilaian oleh dewan juri.
Ada beberapa elemen yang digunakan untuk menilai kompetisi band, yakni kepatuhan alat musik dari barang bekas, adanya lirik UNDIP, kekompakan personil dan harmonisasi musik, performa (aksi panggung, interaksi, dll.), dan keindahan musik (nilai seni). Juri dari kompetisi band ini sengaja diambil dari luar kampus, yakni UNNES, demi menjaga netralitas panitia.
Pemanfaatan barang bekas sebagai alat musik ini merupakan bentuk kepedulian Fisip kepada lingkungan dengan cara mendaur ulang sampah-sampah yang sulit untuk terurai. Ini juga sekaligus sebagai bentuk inovasi dan kreativitas dalam bentuk desain maupun dalam menghasilkan suara yang unik dan menarik.
Menurut Dr. Muhammad Luqman Hakim, S.T, selaku ketua panitia, acara ini bertujuan untuk menjaga kekompakan antar dosen, tendik, dan mahasiswa, serta membuat antar fakultas lebih solid meskipun berkompetisi.
(Citra Safira)
0 Komentar