Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Samuel Kristian P Purba (Alumni Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP): Generasi Muda Era Sekarang Ini Harus Cerdas dan Pintar

Posted by Admin

Juli 9, 2021

“Mendalami Ilmu Komunikasi ternyata tidak semudah yang kita bayangkan, bahwa tidak semua yang dipelajari waktu kuliah bisa diaplikasikan di kehidupan pekerjaan. Waktu itu saya berfikir jika saya masuk Komunikasi tidak hubungannya sama hitung-hitungan tetapi ternyata ada pelajaran statistik yang menguras energi dan materi Metode Penelitian Kuantitatif,  sebuah penelitian mendasari peneliti mengambil data, menentukan variable dan yang kemudian diukur dengan angka agar bisa dilakukan analisa sesuai dengan prosedur statistik yang berlaku. Saya ingat dosen pembingingnya Mas Tandiyo Pradekso, energi dan pikiran saya benar-benar terkuras habis” kenang Samuel Purba, alumni Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

“Saya masuk Undip melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di tahun 2002, dulu istilahnya SPMB. Pengalaman bertemu dengan mahasiswa SPMB dari berbagai daerah di Indonesia menjadi hal yang istimewa, terlebih pada waktu itu teknologi komunikasi masih susah, kehadiran secara fisik menjadi lebih penting daripada kehadiran secara virtual, which is a good thing. Karena selama kuliah tinggalnya di Semarang, Jawa Tengah, akhirnya bisa belajar berbahasa Jawa bersama mahasiswa dari daerah setempat, selain itu letak Semarang strategis, jadi bisa jalan-jalan ke kota lain. Dosen-dosen Undip pun mumpuni dan berkualitas, secara Undip adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia” lanjutnya.

Mengenai pengalaman bekerja, awalnya ia di Global Informasi Bermutu (GTV) pada divisi news gathering sebagai reporter selama 4 tahun pertama, 5 tahun terakhir berpindah di MNC News Channel sebagai Associate Producer dan News Anchor. Jobdesk utama Associate Producer bersama tim menyusun rundown 3 program berita yang akan ditayangkan pada hari itu dan eksekusi.

“Biasanya Associate Producer memang membuat dan mengedit naskah berita yang akan ditayangkan, tapi karakter MNC News, full news tv channel, tidak difokuskan ke hal tersebut tetapi mengumpulkan berita-berita yang memiliki news value dari 4 TV berita di MNC Group dan atau membuat berita atau program yang tidak dimiliki stasiun-stasiun tersebut. Sedangkan jobdesk News Anchor adalah membawa program berita sesuai dengan karakter yang ditentukan Produser ataupun atasan” tuturnya.

“Pengalaman menghadapi mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif yang mengulang hingga tujuh kali, pada akhirnya menyadarkan bahwa ngotot dengan pengetahuan diri sendiri adalah tidak tepat, apalagi kurang baik jika kita berargumen dengan dosen yang jauh lebih pandai dan berpengalaman, sementara kita sendiri tidak menguasai ilmunya. Itu menjadi pembelajaran bagi saya, ternyata selama ini saya masih bodoh dan minim ilmu. Jadi untuk generasi muda saat ini, kalau mau main tiktokan, atau jadi youtuber buat mata pencaharian sah-sah saja, cuma anak muda juga harus cerdas dan pintar secara akademis. Ketika kita dihadapkan atau berargumen dengan orang yang pintar dan kita telah memiliki pengetahuan serta kemampuan dengan amunisi yang cukup, itu akan menjadi sesuatu yang lebih menyenangkan” pungkasnya. (Linda Humas).

Sumber : undip.ac.id

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar