Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Diponegoro, Vathya Shaum Marwa, berhasil meraih Best Presenter Award sekaligus Runner Up Team Award dalam ajang ASEAN Future Innovators Challenge. Kompetisi ini merupakan bagian dari ASEAN Student Mobility Programme pada ASEAN Universities Exhibition and Forum (AEF) 2025, yang berlangsung pada 11–25 Februari 2025 di Malaysia. Program ini diselenggarakan oleh Centre for International Affairs and Cooperation (CIAC) Universiti Utara Malaysia, dengan dukungan ASEAN University Network (AUN) dan Education Malaysia Global Services (EMGS). AEF 2025 mengusung semangat kolaborasi mahasiswa ASEAN untuk menghasilkan solusi inovatif terhadap tantangan regional, khususnya dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
Dari Universitas Diponegoro, terdapat lima mahasiswa yang berpartisipasi, dan Vathya ditempatkan di Universiti Putra Malaysia (UPM) bersama sekitar 20 peserta lain dari berbagai negara ASEAN. Fokus program di UPM adalah “Empowering ASEAN Youth”, yang mendorong peserta untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan merancang gagasan solutif terhadap tantangan regional.
Salah satu pengalaman paling berkesan bagi Vathya adalah keterlibatannya dalam ASEAN Future Innovators Challenge, sebuah kompetisi kelompok yang diikuti seluruh peserta ASMP. Kelompoknya terbentuk secara spontan pada hari pertama Familiarization Visit, terdiri dari mahasiswa asal Filipina, Thailand, Vietnam, serta Indonesia dari universitas berbeda. Mereka diminta merumuskan jawaban atas peran mahasiswa sebagai young leaders dalam menghadapi isu besar di kawasan. Di UPM, isu yang diangkat adalah limbah tekstil.
Melalui diskusi panjang lintas budaya dan perspektif, tim Vathya menggagas sebuah gerakan pemuda transnasional untuk mengatasi permasalahan limbah tekstil. Gagasan tersebut meliputi pengumpulan limbah fashion untuk didaur ulang, penyelenggaraan kelas pemberdayaan dalam mengolah kain bekas menjadi produk bernilai, hingga pelaksanaan bazar atau auction hasil karya yang keuntungan penjualannya didonasikan kembali.
Proses penyusunan ide tentu tidak selalu berjalan mulus. Perbedaan latar belakang dan cara berpikir sempat menjadi tantangan, namun pengalaman tersebut justru memberikan pembelajaran berharga. Vathya juga menghadapi tantangan ketika harus menyampaikan ide kelompok dalam bahasa Inggris di hadapan dewan juri, yang sebagian besar adalah profesor dari UPM.
Hasilnya, kelompok Vathya berhasil meraih Runner Up Team Award dari lima tim yang berkompetisi di UPM. Tak hanya itu, Vathya sendiri dinobatkan sebagai Best Presenter Award, sebuah pencapaian yang membanggakan tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi Universitas Diponegoro.
Puncak kegiatan ialah program penutup yakni ASEAN Universities Exhibition and Forum (AEF) 2025, di mana seluruh peserta dari berbagai host universities di Malaysia berkumpul di Sunway Hotel, Kuala Lumpur. Forum ini menegaskan kembali pentingnya peran pemuda ASEAN sebagai motor perubahan sekaligus menjadi wadah pertukaran gagasan dan
inspirasi lintas negara. Pun prestasi yang diraih Vathya menjadi wujud nyata kontribusi mahasiswa Undip dalam forum internasional, sekaligus menunjukkan peran generasi muda ASEAN dalam mendukung pembangunan berkelanjutan.***









0 Komentar