Tara Athaya memegang ketiga medali emas yang diraihnya dalam Peparnas (gambar: Instagram/@taraathaay)
Semarang—Ajang olahraga bagi para disabilitas yang dinamakan Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) dilaksanakan setiap tahunnya. Peparnas XVI 2021 diselenggarakan di Jayapura, Papua pada tanggal 5-12 November 2021.
Seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi 2021, Tara Athaya Yasykur, berkesempatan mengikuti Peparnas cabang olahraga renang. Tara memecahkan rekor nasional di seluruh nomor yang ia ikuti, yakni nomor 50 meter gaya bebas, 200 meter gaya bebas, dan 50 meter gaya dada. Karenanya, ia berhasil membawa pulang 3 medali emas.
Keterbatasan jarak pandang yang ia miliki tidak menyurutkan kecintaannya pada renang. Kecintaannya pada renanglah yang mendorong semangat Tara untuk tetap berlatih keras walaupun diterpa berbagai kesulitan.
“Aku mengikuti pelatihan daerah di Klaten selama 7 bulan. Latihan setiap hari pagi dan malam kecuali hari Minggu kita libur. Rasa jenuh saat menjalankan pelatda karena jauh dari rumah, keluarga, teman-teman, dan susah keluar dari mess juga karena adanya pandemi ini,” jelas Tara.
Kecintaan Tara pada renang sudah tumbuh sedari ia kecil sehingga renang kini sudah menjadi bagian dari kehidupannya sehari-hari.
“Mulai renang untuk refreshing aja, ga ke arah prestasi, jadi sebenarnya sudah tertanam dari awal berenang itu bawaannya enjoy. Jadi senang gitu kalo renang. Apalagi udah kurang lebih 8 tahun berenang, jadi udah kaya bagian dari hidup,” lanjutnya.
Memiliki kecintaan yang besar pada renang tidak berarti perjalanan Tara menekuni renang berjalan mulus. Ada kalanya ia merasa berada di titik terendah dan tidak mengalami kemajuan.
“Pastinya ada, ngerasa kok waktunya stuck di situ, terus ngerasa gak maju-maju, tapi kalo ingat dan fokus tujuannya apa jadi bikin semangat lagi, ditambah ada dukungan dari orang-orang terdekat,” ucap atlet renang tersebut.
Ia mengatakan Universitas Diponegoro yang mengetahui keseriusannya dalam renang turut memberikan dukungan kepadanya.
“Kalo dari Undipnya mungkin bentuk dukungannya berupa dispensasi kalo aku ada jadwal bentrok antara kuliah dan latihan atau perlombaan.”
Tara yang berharap untuk menjadikan renang sebagai profesi jangka panjangnya meminta doa akan hal itu. Ia juga berpesan kepada anak muda di luar sana yang memiliki bakat, tapi tidak didukung orang tua untuk pantang menyerah.
Penulis: Salsabila Febryanti
Reporter: Gisella Previan Laoh
Editor: Langgeng Irma Salugiasih
Sumber : komunikasi.fisip.undip.ac.id
0 Komentar