Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP Gelar Short Course Internasional tentang Penggunaan AI yang Bertanggung Jawab di Global South

Posted by Admin Berita

September 29, 2025

Semarang, 10 Juni 2025 — Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Diponegoro kembali menyelenggarakan International Short Course bertajuk “The Adoption of a Responsible AI in the Global South: Practices, Ethics, and Policies”. Program ini menjadi agenda tahunan yang telah memasuki penyelenggaraan keempat, sebagai bagian dari komitmen UNDIP dalam memperkuat jejaring akademik global dan mendorong internasionalisasi kampus.

Acara ini resmi dibuka oleh Dekan FISIP UNDIP, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya forum akademik internasional ini bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan kolaborasi global.

“Program short course ini merupakan momentum penting bagi FISIP UNDIP untuk terus mendukung internasionalisasi universitas. Melalui forum yang menghadirkan pembicara internasional dan peserta dari berbagai negara, kami berharap tercipta pertukaran pengetahuan yang kaya dan dapat memperkuat posisi UNDIP di kancah akademik global,” ujar Dr. Teguh Yuwono.

Tahun ini, short course menghadirkan 9 pembicara internasional dan nasional dari berbagai negara, termasuk Afrika Selatan, Malaysia, Jerman, Belanda, Australia, dan Indonesia. Para pembicara akan membawakan topik-topik terkini yang mengupas praktik, etika, dan kebijakan adopsi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) di negara-negara Global South.

Program ini mendapat antusiasme yang tinggi dari peserta internasional. Lebih dari 80 pendaftar dari 13 negara mengajukan diri untuk mengikuti program ini, dan setelah melalui proses seleksi, 54 peserta terpilih resmi menjadi bagian dari short course 2025. Peserta berasal dari latar belakang yang beragam, mulai dari mahasiswa sarjana dan pascasarjana, peneliti, dosen, hingga profesional.

Negara asal peserta tahun ini meliputi Amerika Serikat, Australia, India, Brunei Darussalam, Malaysia, Pakistan, Mesir, Nigeria, Filipina, Tanzania, Inggris, Korea Selatan, dan Indonesia. Hal ini menegaskan reputasi short course Departemen Ilmu Komunikasi UNDIP sebagai forum akademik bertaraf internasional.

Topik AI dipilih karena relevansinya yang semakin krusial dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, ekonomi, budaya, dan media. Isu seperti bias algoritmik, digital colonialism, misinformasi, regulasi, hingga implikasi etis AI menjadi sorotan utama. Dalam konteks Global South, AI tidak hanya menawarkan peluang besar, tetapi juga tantangan signifikan, termasuk kesenjangan teknologi, ketidaksetaraan akses, dan risiko eksploitasi data.

Ketua penyelenggara, Kholidil Amin, menegaskan bahwa program ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi akademisi, praktisi, dan pemangku kebijakan untuk berdiskusi dan mencari solusi kolektif dalam mengembangkan AI yang lebih inklusif dan bertanggung jawab.

“Melalui program ini, kami ingin mendorong diskusi yang tidak hanya berfokus pada teknologi AI, tetapi juga pada dimensi sosial, etika, dan kebijakan yang menyertainya. Negara-negara Global South memiliki tantangan dan konteks yang unik, sehingga perspektif kritis sangat diperlukan,” ungkapnya.

Rangkaian materi short course ini membahas adopsi kecerdasan buatan (AI) dari perspektif sosial, politik, budaya, dan etika di negara-negara Global South. Topik yang diangkat mencakup pendekatan metodologis dalam meneliti peran media sosial terhadap demokrasi, bias algoritmik dan kolonialisme digital, misinformasi dan deepfakes di Asia Tenggara, serta peran algoritma dalam aktivisme daring. Selain itu, dibahas pula inovasi inklusif berbasis AI untuk pembangunan yang adil, perbedaan regulasi AI lintas negara, penggunaan AI dalam komunikasi politik, fenomena influencer berbasis AI yang memengaruhi standar kecantikan dan persepsi tubuh, hingga dampak AI terhadap ilmu pengetahuan, teknologi komunikasi, serta praktik keagamaan di era digital.

Penyelenggaraan short course ini sejalan dengan strategi internasionalisasi UNDIP yang berupaya memperkuat jejaring global melalui program akademik yang inklusif dan berorientasi pada isu-isu global. Kehadiran pembicara dan peserta internasional dari berbagai negara menunjukkan kepercayaan dunia akademik terhadap UNDIP sebagai pusat pertukaran pengetahuan yang progresif.

Dengan rangkaian diskusi yang kaya dan partisipasi lintas negara, short course ini diharapkan dapat melahirkan ide-ide inovatif dan kolaborasi penelitian yang bermanfaat, sekaligus memperkuat peran UNDIP dalam membentuk masa depan teknologi AI yang etis, inklusif, dan berkelanjutan.***

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar

You cannot copy content of this page