Semarang, Indonesia – Selasa (15/7) Department of Southeast Asian Studies, Goethe University Frankfurt menyelenggarakan kuliah tamu dalam mata kuliah Mediatization in Politics in Southeast Asia untuk mahasiswa program pascasarjana. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Zoom dan menghadirkan perspektif internasional yang berharga, dengan Dr. Phil. Nuriyatul Lailiyah dari Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP sebagai pembicara tamu.
Dr. Nuri menyampaikan materi berjudul Social Media, AI, and Freedom of Speech. Kuliah ini merupakan bagian dari kolaborasi yang lebih luas dengan Department of Southeast Asian Studies, Goethe University Frankfurt, yang dipimpin oleh Dr. Patrick Keilbart, sebagai pengampu mata kuliah tersebut.

Pada awal sesi, Dr. Nuri memulai dengan membahas kondisi terkini media sosial, khususnya di Asia Tenggara, dan besarnya data pengguna media sosial yang ada saat ini. Beliau menekankan pentingnya memahami media sosial sebagai platform krusial untuk kebebasan berbicara, yang merupakan isu vital di lanskap politik saat ini. Dr. Nuri juga membagikan berbagai kasus terkait kebebasan berbicara, sambil mengajukan pertanyaan tentang peran platform seperti Meta dan Facebook dalam moderasi konten. Ia mengungkapkan bahwa seringkali platform mendefinisikan standar mereka sendiri untuk menghapus konten, dan mengajak peserta untuk merenungkan apakah lingkungan media sosial kita saat ini dibentuk oleh masyarakat (sebagai pengguna) atau oleh platform itu sendiri.

Selain itu, Dr. Nuri juga membahas dampak Kecerdasan Buatan (AI) terhadap kebebasan berbicara. Ia menjelaskan tiga poin utama, yaitu: (1) AI membantu memperindah, menyederhanakan, dan mendramatisasi hal-hal yang ingin dibagikan oleh pengguna, (2) potensi over-censorship dan pertanyaan tentang transparansi, dan (3) potensi dalam memperburuk polarisasi. Selain itu, Dr. Nuri turut mengajak peserta untuk merenungkan peran AI dan bagaimana teknologi ini dapat mempengaruhi cara kita berkomunikasi dan mengekspresikan diri di media sosial.
“Dr. Nuriyatul memberikan perspektif yang luar biasa mengenai kondisi politik dan media sosial di Indonesia,” ungkap Dr. Patrick Keilbart ketika memberikan pujian kepada Dr. Nuri terhadap materi yang disampaikannya.

Dr. Teguh Yuwono, selaku Dekan FISIP UNDIP, juga menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. “Partisipasi Dr. Nuriyatul telah membantu mengangkat nama FISIP UNDIP di kancah internasional,” ujarnya. Dr. Teguh juga menjelaskan bahwa ke depannya, UNDIP akan menjajaki lebih lanjut kemungkinan kerja sama dengan Goethe University Frankfurt.
Di akhir sesi, Dr. Nuri mengajak peserta untuk berpikir lebih kritis tentang kondisi media sosial saat ini, terutama dengan penggunaan Kecerdasan Buatan (AI), serta dampaknya terhadap kebebasan berbicara. Ia mendorong para peserta untuk mempertimbangkan tantangan etis dan sosial yang ditimbulkan oleh AI dalam membentuk wacana publik.
Kuliah ini merupakan salah satu contoh bentuk semangat UNDIP dalam memfasilitasi pertukaran akademik internasional dan menyediakan platform bagi mahasiswa untuk terlibat dengan isu-isu global. FISIP UNDIP juga akan tetap berkomitmen untuk memperluas kemitraan internasional dan memberikan pengalaman belajar yang beragam dan berdampak bagi mahasiswa.
Kontributor: Wildan Namora
Editor: Naomi Simeon




0 Komentar