FISIP UNDIP, Semarang (7/2) – Jurnal ini membahas tantangan besar dalam pengelolaan lingkungan, khususnya pengelolaan sampah padat di masyarakat modern, terutama di kawasan perkotaan. Penelitian ini menekankan pentingnya keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, seperti Pemerintah Daerah, organisasi non-pemerintah (NGO), dan komunitas lokal dalam menciptakan pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Komunitas lokal, sebagai pemangku kepentingan utama, memainkan peran penting dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan menciptakan rasa kepemilikan yang mendorong komitmen jangka panjang terhadap pengelolaan sampah.
Penelitian yang dilakukan oleh Teuku Afrizal, S.E., M.ENV.MGT., Ph.D., dosen Departemen Administrasi Publik yang mengajar mata kuliah Public Policy Economics, ini mengkaji pengalaman empat negara berkembang, yakni Malaysia, Bangladesh, Zambia, dan Vietnam. Di Malaysia, proyek perintis dilakukan di Kota Bharu, sementara di Bangladesh, terdapat perbedaan antara Dhaka dan Khulna dalam penerapan program pengelolaan sampah. Di Zambia, proyek dilaksanakan di Lusaka, dan di Vietnam, pelaksanaan dilakukan di Nhan Chinh, Hanoi.
Studi ini mengidentifikasi perbedaan dalam inisiatif pelaksanaan, keterlibatan pemangku kepentingan, metode pengelolaan, sumber pendanaan, serta cakupan wilayah yang terlibat di masing-masing negara. Keterlibatan komunitas dalam pengelolaan sampah di negara-negara tersebut muncul sebagai solusi atas keterbatasan kapasitas pemerintah daerah dalam memberikan layanan pengelolaan sampah yang memadai. Keterlibatan ini mencakup beragam pihak, seperti asosiasi penduduk, NGO, sektor swasta, dan Pemerintah Daerah, dengan sumber pendanaan yang bervariasi, mulai dari kontribusi masyarakat hingga dukungan pemerintah atau lembaga internasional.
Sumber: Afrizal, T., & Embong, A. R. (2013). KOMUNITI DAN PENGURUSAN PERSEKITARAN: BEBERAPA PENGALAMAN MALAYSIA, BANGLADESH, ZAMBIA DAN VIETNAM. Kajian Malaysia: Journal of Malaysian Studies, 31(2).
Kesimpulan dari jurnal ini menegaskan bahwa komunitas lokal memiliki peran vital dalam pengelolaan sampah padat jika didukung oleh pihak-pihak yang dapat menggerakkan kesadaran dan aksi mereka. Namun, tantangan yang dihadapi meliputi keterbatasan sumber daya, keahlian, dan skala komunitas itu sendiri. Oleh karena itu, pemerintah perlu memberikan dukungan dan perhatian serius agar inisiatif di tingkat komunitas dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat.***
0 Komentar