Semarang (22/11) – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) menjadi tuan rumah Extractive Transparency Day (ETD) pada Kamis, 21 November 2024. Mengusung tema “Masa Depan Industri Kreatif Tata Kelola Berkelanjutan untuk Generasi Emas 2025”, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya transparansi dalam pengelolaan sumber daya alam melalui kolaborasi lintas pemangku kepentingan. Acara berlangsung di Auditorium Gedung A Lantai 3 Kampus FISIP Undip, Tembalang, dan menghadirkan berbagai tokoh penting dari sektor pemerintah, industri, hingga akademisi.
Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Direktur Inovasi dan Hilirisasi Industri, Dr. I Made Bayu Dirgantara, S.E., M.M., yang mewakili Rektor Universitas Diponegoro. Dalam sambutannya, Dr. Bayu menyampaikan bahwa kegiatan ini sesuai dengan visi Undip sebagai kampus yang bermartabat dan bermanfaat. “Jadi tentunya Pak Rektor juga berharap bahwa acara ini adalah sesuatu yang merupakan kontribusi kita, kebermanfaatan kita untuk paling tidak transparansi apa yang diambil dari bumi,” ungkap beliau.
Hadir pula dalam kegiatan ini Chrisnawan Anditya, S.T., M.T., Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Energi dan Sumber Daya Mineral Selaku Ketua Sekretariat EITI Indoensia, yang mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI, Mr. Bady Balde, Deputy Executive Director International Team Secretariat of EITI International, serta narasumber dari berbagai kalangan seperti Mohammad Arif (wakil masyarakat lokal), Aryanto Nugroho (Koordinator Nasional PWYP Indonesia), Poppy Ismalina (Associate Professor, UGM), Dr. Laila Kholid Al Firdaus, S. IP., M. P.P. (Dosen Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan FISIP Undip), serta Tubagus Nugraha dari Dewan Ekonomi yang hadir secara daring.
Dekan FISIP Undip, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin., dalam sambutannya menegaskan pentingnya peran FISIP dalam membangun jejaring dengan berbagai pihak untuk mendukung pengelolaan energi dan pembangunan nasional. Beliau menambahkan, “Mahasiswa bisa magang di semua industri yang bekerja sama dengan universitas, nanti dibantu, dikelola melalui Kementerian ESDM supaya kita bisa berkontribusi dengan baik, bisa melakukan MBKM, bisa melakukan magang dan penelitian,”
Dalam sambutannya mewakili Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI, Chrisnawan Anditya menjelaskan bahwa saat ini Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah seperti minyak, gas, dan nikel, tetapi pengelolaannya menghadapi tantangan besar. Dengan mengadopsi prinsip keberlanjutan, tata kelola yang baik, dan hilirisasi industri, kita bisa mewujudkan kemandirian energi yang lebih kuat.
Kegiatan ETD kali ini terbagi menjadi dua sesi utama, yaitu Talkshow dan Workshop. Dalam sesi diskusi, narasumber menyoroti tantangan sektor industri ekstraktif, seperti dampak lingkungan, ketidakadilan distribusi manfaat sumber daya, hingga proyeksi penurunan permintaan global terhadap batubara. Mereka juga mengajukan solusi strategis seperti penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG), integrasi Extractive Industries Transparency Initiative (EITI), serta pengembangan tenaga kerja berbasis keberlanjutan.
ETD juga memfasilitasi ruang diskusi lintas sektor antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat sipil, sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Transparansi Pendapatan Negara dan Daerah yang diperoleh dari Industri Ekstraktif. Kegiatan ini diharapkan mampu menciptakan tata kelola sumber daya alam yang lebih transparan, akuntabel, dan berkelanjutan demi kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kontributor:
Nur Inayah
0 Komentar