Semarang (01/10) – Penyebaran berita bohong atau hoaks menjadi salah satu tantangan terbesar dalam menjaga kualitas demokrasi, terutama di era digital. Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024, ancaman disinformasi semakin meningkat seiring dengan maraknya penggunaan media sosial. Oleh karena itu, upaya bersama untuk melawan penyebaran hoaks sangat penting untuk memastikan pemilu yang adil dan kredibel.
Sebagai bagian dari inisiatif untuk melawan disinformasi, TikTok Goes to Campus: Melawan Disinformasi di Pilkada 2024 dilaksanakan pada Selasa, 1 Oktober 2024, di Auditorium Gedung A Lantai 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip), Semarang. Kegiatan ini merupakan wujud kolaborasi TikTok dengan berbagai pihak untuk menanggulangi penyebaran informasi palsu di media sosial, khususnya menjelang Pilkada 2024. Semarang menjadi kota ketiga dalam rangkaian acara ini, setelah Jakarta dan Bandung.
Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh penting, di antaranya Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Amin; Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, dan Kerja Sama Universitas Diponegoro, Wijayanto, S.IP., M.Si., Ph.D..; Dekan FISIP Undip, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin; Kepala Divisi Opini Publik Diskominfotik Jawa Tengah, Danang Tri Hermawan, S.E., Ak., M.A.P.; Pemimpin Redaksi Tirto.id, Rachmadin Ismail; serta perwakilan dari TikTok Indonesia, Suryo Hapsoro dan content creator, Ryee. Selain itu, acara ini juga menandai penandatanganan MoU kerja sama antara Tirto.id dan Undip.
Dalam sambutan videonya, Faris Mufid selaku Public Policy & Government Relations TikTok Indonesia menyampaikan apresiasinya terhadap kolaborasi yang terjalin dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Bawaslu, dalam memerangi disinformasi. “Kami semua memiliki tujuan yang sama, yaitu memperdayakan generasi muda, khususnya mahasiswa, untuk bersama-sama melawan disinformasi yang dapat merusak proses Demokrasi di Pilkada 2024,” ungkapnya.
Dekan FISIP Undip, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin, turut memberikan apresiasi kepada TikTok atas inisiatif ini. Beliau menyatakan bahwa TikTok merupakan platform komunikasi yang sering digunakannya untuk menyapa lebih dari 6.000 mahasiswanya setiap hari. “TikTok adalah media komunikasi yang saya gunakan paling sering di antara yang lain seperti Instagram dan website,” ujar beliau. Dr. Teguh juga berharap kegiatan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam melawan hoaks dan disinformasi.
Wakil Rektor IV Universitas Diponegoro, Wijayanto, Ph.D., dalam sambutannya mengangkat pentingnya kesadaran akan dampak disinformasi. Beliau merujuk pada film dokumenter The Great Hacks yang menggambarkan skandal manipulasi data dalam pemilihan presiden AS tahun 2016 dan Brexit. “Disinformasi saat ini menjadi tantangan yang lebih besar daripada perubahan iklim. Karena disinformasi maka orang tidak percaya pada perubahan iklim.” tegasnya.
Ketua Bawaslu Jawa Tengah, Muhammad Amin, menyoroti potensi penyebaran hoaks di Pilkada 2024 yang memanfaatkan platform seperti TikTok dan YouTube. Hoaks tersebut mencakup manipulasi fakta terkait kandidat dan proses pemilihan, yang dapat mempengaruhi opini publik. Bawaslu telah membentuk tim khusus untuk mengawasi konten di media sosial dan bekerja sama dengan masyarakat serta instansi terkait untuk memerangi informasi palsu.
Dr. Dra. Fitriyah, M.A., dosen dari Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Diponegoro turut memaparkan bahwa hoaks pada pemilu berpotensi memperburuk polarisasi dan menurunkan kualitas informasi politik, yang dapat memicu konflik sosial, terutama dalam Pilkada. Beliau menekankan bahwa penyebaran hoaks bisa memperkuat ketidakpercayaan publik terhadap institusi dan proses demokrasi.
Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi panel yang melibatkan para mahasiswa. Mereka sangat antusias dalam mengajukan berbagai pertanyaan, seperti mengenai situasi penyebaran hoaks di Jawa Tengah menjelang Pilkada 2024 dan bagaimana membuat konten edukatif terkait pemilu yang dapat membantu melawan disinformasi.
Acara TikTok Goes to Campus ini menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memerangi disinformasi, khususnya di masa-masa krusial menjelang Pilkada 2024.
0 Komentar