Semarang (20/08) – Pentingnya menjaga lingkungan akademik yang aman dan sehat bagi seluruh civitas akademika menjadi perhatian utama Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip). Salah satu langkah konkret yang diambil adalah dengan mengadakan kegiatan “Sosialisasi Pencegahan Permasalahan Kekerasan Seksual dan Kesehatan Mental di Lingkungan Kampus” yang ditujukan untuk dosen FISIP Undip. Kegiatan ini berlangsung pada Selasa, 20 Agustus 2024, di Aula Diponegoro Muda Gedung D Lantai 1 Kampus FISIP Undip Tembalang. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kesiapan para dosen dalam menghadapi serta menangani isu-isu kekerasan seksual dan kesehatan mental yang mungkin terjadi di lingkungan kampus.
Dekan FISIP Undip, Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin, dalam sambutannya, mengapresiasi para dosen yang mendedikasikan waktu mereka untuk menjadi relawan dalam FISIP Wellness Unit (FWU) dan Badan Konsultasi Mahasiswa (BKM). Beliau menyampaikan pesan dari Rektor Undip bahwa FWU dan BKM memiliki tugas penting untuk mengantisipasi berbagai isu atau kejadian yang tidak diinginkan dengan merespon secara dini. “Kunci untuk menjadi FWU ini satu sebetulnya, kuncinya adalah kuping ini harus sabar mendengarkan,” ungkap beliau. Dekan juga menekankan bahwa masalah kekerasan seksual berpotensi terjadi di semua departemen dan program studi di FISIP Undip, terutama dalam bentuk kekerasan seksual verbal, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Selanjutnya, sesi diskusi mengenai pencegahan kekerasan seksual di kampus yang dipandu oleh Nur Hasyim, M.A., Sekretaris Badan Pengawas Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), menyoroti pentingnya mengubah tatanan sosial yang seksis untuk mengakhiri kekerasan seksual. Dalam diskusinya, beliau menekankan bahwa pemahaman yang salah tentang kekerasan seksual dan mitos-mitos seputarnya perlu diluruskan, terutama yang mengaitkan kekerasan dengan pakaian atau pendidikan korban. Selain itu, menurutnya perubahan signifikan diperlukan pada empat tingkat: personal, relasional, institusional, dan sosial, termasuk membangun kesetaraan gender, menghormati integritas tubuh, serta menghentikan budaya seksis dan normalisasi kekerasan seksual di masyarakat.
Di sisi lain, Elisabet S.A. Widyastuti, SKM, M.Kes., Direktur Eksekutif Daerah PKBI Provinsi Jawa Tengah, dalam paparannya menjelaskan mengenai dukungan psikososial bagi korban kekerasan seksual. Beliau menegaskan, “Kasus kekerasan seksual itu nyata ada di sekitar kita, semua bisa menjadi pelaku dan semua bisa menjadi korban.” Elisabet juga memberikan panduan tentang langkah-langkah yang dapat diambil jika teman terdekat menjadi korban kekerasan seksual, termasuk pentingnya memberikan dukungan emosional dan mengarahkan korban kepada layanan yang tepat.
Sementara itu, Dr. Kushandajani, anggota FWU FISIP Undip, turut memberikan pemaparan mengenai bentuk-bentuk kekerasan seksual yang umum terjadi di lingkungan kampus. Dalam kesempatan tersebut, beliau juga memperkenalkan lebih lanjut tentang FWU dan BKM kepada para dosen yang hadir, dengan harapan para dosen dapat lebih proaktif dalam mendukung pencegahan dan penanganan kasus-kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus.
Dengan dilaksanakannya kegiatan sosialisasi ini, diharapkan seluruh dosen FISIP Undip semakin siap dan berperan aktif dalam mengantisipasi berbagai permasalahan akademik, kesehatan mental, perundungan, intoleransi, serta kekerasan seksual di lingkungan kampus. Hal ini sejalan dengan komitmen FISIP Undip untuk menciptakan lingkungan akademik yang aman, inklusif, dan mendukung kesejahteraan seluruh civitas akademika.
0 Komentar