Ditengah dinamisnya situasi global, diperlukan perluasan perspektif mahasiswa dalam berbagai aspek termasuk geopolitik untuk membekali perspektif yang cerdas dalam menyikapi situasi dan perkembangan global. Pada Selasa 30 Juli 2024, Unit Urusan Internasional (UUI) FISIP Undip menggelar program kuliah tamu untuk menyikapi kondisi geopolitik internasional yang ada di MENA (Timur Tengah), terkhusus Palestina dan Kawasan Afrika yang menyita perhatian dunia. Kuliah tamu ini dimaksudkan dalam rangka internasionalisasi Kampus Undip (30/7) dengan cara transfer ilmu dan pengetahuan mengenai isu-isu strategis.
Kuliah umum (General Lecture) ini menghadirkan pembicara guru besar University of Naples I Orientale Prof Ruth Santini PhD dan Dosen University Sapienza Roma Assc. Prof. Claudia de Martino. Prof. Ruth Santini menjelaskan persoalan hubungan dan perkembangan geopolitik Timur Tengah dan Kawasan Afrika dengan mengangkat tema “International Relations Theories and the Changing Regional Dynamics in the Middle East and North Africa”. Profesor Santini menjelaskan kondisi geopolitik di Timur Tengah dan Afrika Utara saat ini tak lepas dari Perang Dingin dan Perang Teluk. Konflik tersebut menghasilkan efek domino yang mengakibatkan munculnya polarisasi-polarisasi di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara serta konflik geopolitik. Professor Santini menggunakan teori Regional Security Complex / Teori Kompleks Keamanan Regional (RSC) untuk menjelaskan kompleksitas wilayah MENA yang seringkali memiliki masalah keamanan yang saling terkait. Pada konflik seperti Perang Dingin dan Perang Arab pada tahun 1950-1960-an, menunjukkan bagaimana perbedaan ideologi, proxy war, dan persaingan antara negara dan kelompok non-negara saling terkait.
Sementara, Assc. Prof. Claudia de Martino memaparkan rangkaian sejarah kedatangan Bangsa Yahudi ke Palestina dan potensi Israel menjadi kolonialis pemukim (Settler Colonialism) di wilayah Palestina. Kolonialisme pemukim berupaya merebut tanah dari penduduk asli dan mengusir mereka. Akibatnya bisa sangat parah, seperti pembantaian atau pengusiran massal suatu kelompok etnis.
Assc. Prof. Claudia de Martino menunjukkan gambar bahwa penduduk asli Palestina dari tahun ke tahun semakin tergusur terlebih dengan terus berlanjutnya serangan Israel. Disamping itu, dukungan Negara Arab terhadap Palestina juga semakin melemah setelah meletus Perang Enam Hari di 1967. Pada akhir presentasinya, Martino memaparkan beberapa proyeksi solusi terkait Konflik Israel-Palestina dari beberapa ilmuwan. Mulai dari two state solution hingga aneksasi penuh. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan yang bijak untuk kedua belah pihak.
Untuk menutup sesi presentasinya, menegaskan bahwa konflik yang terjadi oleh Palestina dan Israel bukan lagi persoalan rasial. Konflik yang terjadi telah mencederai rasa kemanusiaan. Terbukti dengan tewasnya puluhan bahkan hingga ratusan ribu nyawa tak bersalah. Dia mengingatkan ketika masyarakat internasional meminta Israel menyudahi agresi militer bukan berarti mereka anti semitis (Yahudi). Melainkan karena serangan terhadap Palestina dirasakan sudah begitu melukai rasa kemanusiaan.
Masyarakat internasional perlu bersatu atas dasar kemanusiaan agar konflik ini segera berakhir dengan bijak. Upaya seperti boikot produk yang terafiliasi dengan Israel merupakan salah satu upaya kolektif untuk menghentikan konflik ini. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan kegiatan workshop paper bagi dosen dosen muda FISIP UNDIP (31/7).
Kontributor:
Salsabila Koeslatifa (Mahasiswa Hubungan Internasional Angkatan 2021)
Palupi Anggraheni, S.IP, M.A
Editor :
Bangkit Aditya Wiryawan, S.Sos, M.A , Ph.D
0 Komentar