Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Bangkit Aditya Wiryawan, S.Sos., M.A., Ph.D. (Dosen FISIP UNDIP) Angkat Penelitian tentang Dinamika Kebijakan Desentralisasi dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Sektor Industri

Posted by En_Admin

Januari 11, 2023

“Perluasan kewenangan daerah dalam konteks desentralisasi meliputi juga pembangunan sektor industri. Namun selama dua dekade pelaksanaan desentralisasi linkage yang diharapkan antara sektor publik daerah dengan industri tidak terlihat. Belanja daerah tidak terlalu berdampak terhadap peningkatan investasi yang menjadikan kurang optimalnya industrialisasi di daerah” tutur Bangkit Aditya Wiryawan, S.Sos., M.A., Ph.D. dosen Departemen Politik dan Ilmu Pemerintahan di bidang Kebijakan Publik dan Urusan Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

Dalam makalahnya mengenai Dinamika Kebijakan Desentralisasi dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Sektor Industri, menyorot bagaimana tatanan kelembagaan atau yang oleh Douglas North (1991) disebut sebagai “aturan main” atau peraturan yang hadir dalam bentuk kebijakan-kebijakan pemerintah, mempengaruhi dinamika industrialisasi Indonesia di era desentralisasi. Kebijakan desentralisasi merupakan salah satu amanat reformasi yang diterapkan untuk memberikan keleluasaan yang  lebih tinggi bagi pemerintah daerah dalam menentukan arah pembangunan sesuai dengan karakteristik dan sumber dayanya.

Sulitnya melakukan revitalisasi industri di era desentralisasi menyebabkan diambilnya kebijakan drastis oleh pemerintahan pusat. Salah satu langkah cepat diambil oleh Pemerintahan Joko Widodo adalah melalui upaya sentralisasi pengelolaan KPB Batam yang pernah menjadi motor industrialiasi di kawasan Sumatera pada tahun 1990-an. Hal ini dilakukan dengan penerbitan Perpres no. 8 tahun 2016. Namun demikian kebijakan ini justru memperkuat kembali dualisme kelembagaan di Kota Batam. Terhadap situasi yang kurang kondusif untuk revitalisasi sektor industri ini, pemerintah pusat mengambil kebijakan berupa sentralisasi pengelolaan KPB Batam dengan menempatkan kawasan khusus di bawah Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.

Hal Namun ternyata hal tersebut kemudian berdampak terhadap menurunnya produktivitas perusahaan yang beroperasi di pulau tersebut hingga 18-27% lebih rendah. Dampak ini terutama sangat besar pada perusahaan-perusahaan yang beraktivitas di luar kawasan industri disebabkan mereka harus berhadapan langsung dengan perubahan kebijakan yang dimaksud.

“Sementara itu perusahaan yang berada di dalam kawasan industri relatif imun terhadap perubahan-perubahan kelembagaan tersebut. Hal ini kemungkinan disebabkan karena perubahan kebijakan ditangani terlebih dahulu oleh manajemen kawasan industri dan tidak secara langsung ke perusahaan” pungkasnya. (Lin/Joshua-Humas)

 

Sumber: undip.ac.id

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar