Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kuliah Dosen Tamu Departemen Adbis dan Departemen HI FISIP UNDIP Bahas Diplomasi Kopi Indonesia di Kancah Dunia

Posted by En_Admin

November 1, 2022

Departemen Administrasi Bisnis dan Depertamen Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro menyelenggarakan Kuliah Dosen Tamu dengan tema Diplomasi Kopi Indonesia di Kancah Dunia, Sabtu (29/10) dengan pembicara Dr. Sophiana  Widiastutie, S.E., M.Si. (Dosen Prodi Hubungan Internasional Universitas Pembangunan Nasional Veteran, Jakarta) dan dimoderatori oleh Prof. Dr. Dra. Ari Pradhanawati, M.S. (Guru Besar Fisip Undip).

Dalam materinya Dr. Sophiana menjelaskan pada tahun 1707 Gubernur Van Hoorn menyebarkan distribusi bibit kopi ke wilayah baru seperti Batavia, Cirebon, kawasan Priangan, dan kawasan pesisir utara Pulau Jawa. Ekspor Indonesia dari Jawa ke wilayah Eropa mengalahkan ekspor kopi dari Yaman. Bahkan saat itu Indonesia menjadi salah satu negara budidaya kopi pertama di dunia selain Arab dan Ethiopia.

“Arabika merupakan salah satu kopi yang paling digemari di dunia, antara lain arabika Sumatra, seperti mandailing dan gayo, Arabica Toraja, arabika Jawa Barat, arabika Bali, arabika Flores, serta kopi luwak” tuturnya.

Lebih lanjut Dr. Sophiana menyampaikan “Keberhasilan diplomasi kopi Indonesia di kancah dunia harus didukung dengan terjaganya kuantitas dan kualitas kopi pada setiap tahapan proses yang dilalui. Diplomasi kopi yang dilakukan bersama atau serempak oleh pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam kapasitas serta cara masing-masing dapat menghadirkan suasana yang lebih semarak, tidak formal, kreatif, namun memberikan hasil nyata bagi perbaikan ekonomi dan membangun citra positif Indonesia.”

“Hasil akhirnya adalah tercapainya tujuan nasional yang lebih besar yaitu peningkatan penjualan komoditas kopi Indonesia di kancah dunia, sehingga memberikan keuntungan bagi negara maupun dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama para petani serta buruh tani kopi.” pungkasnya. (Lin-Humas)

 

Sumber: undip.ac.id

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar