Ilmu Komunikasi UNDIP Kembali Kirimkan Mahasiswa Dalam Ajang IISMA 2022

Posted by Admin

Mei 25, 2022

Sumber: instagram.com/iisma_ri

Empat mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro lolos dalam program student exchange Kampus Merdeka, Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA) tahun 2022. Mereka adalah Dzikri Aditya Ihatra, Athar Raihan Muhammad, Aiko Nisa Safitri, dan Rosanna Fadiya. Tiga dari mereka merupakan angkatan tahun 2020, sedangkan Rosanna Fadiya satu-satunya yang berasal dari angkatan 2019.

Mengenai hal ini, Athar Raihan Muhammad atau yang kerap disapa Athar, berbagi pengalaman perjalanannya hingga sampai pada titik kelolosannya di Radboud University, Belanda. Athar mengatakan jika pertama kali dirinya mengetahui program IISMA dari kepala program studi atau kaprodi. Athar juga mengatakan jika IISMA membuat dirinya tertantang untuk belajar ilmu yang beragam. Motivasinya sendiri untuk mengikuti program IISMA ini adalah untuk memperluas jaringan.

“(Motivasinya untuk) memperluas jaringan dan menantang diri untuk mempelajari ilmu multidisipliner,” ungkap Athar.

Sedikit berbeda dengan Athar, mahasiswa lain yang juga lolos IISMA tahun 2022 ini, Aiko Nisa Safitri atau yang akrab disapa Aiko, menjelaskan jika motivasinya mengikuti IISMA adalah untuk meningkatkan value dirinya dan mencari program exchange student yang fully funded.

“Aku mau ningkatin value diri aku dan lewat IISMA ini aku percaya akan banyak pelajaran dan pengalaman aku dapat. Terus selain itu aku dari dulu udah minat sama program exchange, karena akan ketemu banyak orang baru dari latar belakang yang berbeda bikin aku bisa liat perspektif baru dan belajar budaya mereka juga,” tutur Aiko.

Selain alasan tersebut, Aiko yang lolos di Lancaster University, Inggris ini juga menjelaskan alasan lain adalah karena dirinya yang berasal dari kelas International Undergraduate Program (IUP), maka ada kewajiban untuk melakukan program pertukaran mahasiswa. IISMA pun memberi kesempatan bagi Aiko untuk memenuhi kewajiban tersebut.

“Karena aku IUP jadi ada kewajiban exchange dan aku milih exchange lewat program IISMA karena aku mau meringankan beban orang tua juga, karena program IISMA bisa dikatakan fully funded” imbuh Aiko lebih lanjut.

Untuk proses persiapan yang dilakukan oleh mereka berempat, terdiri dari persiapan pra pendaftaran yaitu latihan untuk tes TOEFL/IELTS, lalu persiapan untuk menulis essay, dan yang terakhir persiapan jawaban dan persiapan mental untuk seleksi wawancara.

Terkait penulisan essay, Aiko memiliki cara sendiri untuk menyusunnya. Dirinya mengatakan jika dia mempelajari essay milik kakak tingkat yang sebelumnya sudah lolos IISMA dan meminta pendapat orang lain mengenai essay-nya.

“Aku liat contoh essay awardee tahun lalu sama essay yang lolos ke universitas ternama di dunia, kaya Harvard University gitu, abis itu aku analisis flow essay-nya trus diaplikasikan ke essay aku. Selain itu, tanya ke orang lain juga yang berpengalaman bikin essay. Setelah essay-nya jadi, aku minta proofread juga ke orang-orang” jelas Aiko.

Untuk sampai pada titik kelolosan, Athar dan Aiko tidak lepas dari adanya kendala selama proses pendaftaran dan seleksi. Aiko mengatakan jika yang menjadi kendala adalah jadwal pengumpulan berkas pendaftaran dan essay yang bentrok dengan jadwal UTS, jadi menurut Aiko dirinya harus bijak dalam mengatur waktu.

Untuk Athar sendiri mengatakan ada kendala pada proses pendaftaran. Kendala tersebut berkaitan dengan proses pemberkasan yang kurang informasi dan arahan.

“Selama pendaftaran dan tesnya, yang cukup sulit merupakan proses pemberkasan dan administrasi. Hal ini relevan untuk kedua tahapan kampus dan juga non-kampus (arahan IISMA). Kesulitan ini mencakup informasi yang kurang jelas dan lengkap (terutama pada lingkup arahan timeline pembuatan berkas) dan juga permintaan berkas non-kampus (SKBN, dkk) yang kurang diarahkan secara parameter” ungkap Athar.

Meskipun ada kendala, mereka berdua mengatakan jika pihak prodi sangat membantu dalam proses rangkap konsultasi mata kuliah yang akan diambil dan study plan lainnya. Pihak prodi juga membantu pada proses pengurusan dokumen yang memerlukan tanda tangan prodi/KUI.

Athar dan Aiko menginformasikan jadwal keberangkatan mereka yang berbeda ke masing-masing universitas. Untuk Radboud University sendiri, Athar mengatakan perkiraan dirinya akan berangkat sekitar pada bulan Agustus-September 2022. Sementara Aiko akan berangkat ke Lancester University pada awal bulan Oktober 2022.

Terakhir, Athar dan Aiko memberikan tips bagi mereka yang juga ingin menjadi awardee atau lolos dalam program IISMA tahun berikutnya. Dari Aiko sendiri menekankan tips pada langkah pra persiapan, pembuatan essay, dan wawancara yang menjadi kunci keberhasilannya.

“Sebagai langkah awal, siapin IELTS dan pertahankan IPK soalnya itu menjadi syarat awal. Untuk essaythe ‘how’ is more important than the ‘what’. Dan untuk interview, sering sering latihan interview kaya mock up interview gitu, bisa sendiri atau sama orang lain” ungkap Aiko lebih lanjut.

Sedangkan Athar mengungkapkan komitmen dan konsistensi yang menjadi kuncinya lolos pada program IISMA tahun 2022 ini.

“Yang pasti (tipsnya) adalah konsistensi dan komitmen untuk menikmati proses, karena ketabahan dalam menghadapi masalah sangatlah diperlukan” tutup Athar.

Penulis: Alivia Nuriyani Syiva

Editor: Langgeng Irma Salugiasih

Reporter: Nur’aini Novita Sari & Risa Nurhaliza

Sumber : komunikasi.fisip.undip.ac.id

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar