COMMVOICE 2021, Ruang Bincang-Dengar bagi Dosen dan Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Posted by Admin

Oktober 26, 2021

Poster Digital CommVoice 2021 pada Sabtu, 9 Oktober 2021.

Semarang—CommVoice 2021 yang merupakan program tahunan Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa (Advokesma) Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi (HMPS Ilkom) sukses terselenggara pada hari Sabtu (9/10) pukul 09.00 WIB melalui platform Microsoft Teams.

Tema yang diangkat pada tahun ini adalah Communicate, Disseminate, and Consolidate the Solution yang bermakna bahwa CommVoice 2021 diselenggarakan untuk menjembatani aspirasi dan menemukan solusi demi kelancaran kegiatan perkuliahan di Program Studi Ilmu Komunikasi.

Acara dibuka secara resmi dengan sambutan dari S. Rouli Manalu selaku Ketua Program Studi S-1 Ilmu Komunikasi, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan hasil survei pendapat mahasiswa terkait proses perkuliahan oleh Kartika Conny dan Febronia Jessica Inez selaku MC dan Moderator.

Survei berhasil mengumpulkan data dari 119 mahasiswa Ilkom anonim yang menjadi responden. Terdapat lima pertanyaan pilihan ganda terkait perkuliahan, antara lain “Sudahkah dosen menjelaskan materi dengan jelas?” yang direspons ‘ya’ oleh mayoritas responden; “Apakah dosen interaktif ketika menjelaskan?” yang disetujui oleh 76,5% responden; “Pemberian tugas kurang efektif di masa kuliah online” disetujui oleh 49,6% responden; 44,5% responden setuju bahwa transparansi nilai dilakukan dengan baik; dan 51,3% responden merasa terbantu dengan adanya dosen wali.

Tidak hanya survei berupa pertanyaan, kuesioner pun berfungsi juga sebagai kotak kritik dan saran yang kemudian dibagi menjadi delapan kategori: pemanfaatan platform dalam KBM; variasi pemberian materi dan tugas; presensi kehadiran; transparansi nilai; hubungan dosen dan mahasiswa; magang; exchange; dan apresiasi.

Setelah pemaparan hasil survei, dosen diberi kesempatan untuk menanggapi kritik dan saran yang ada. Sesi ini diawali oleh Amida Yusriana yang menanggapi kritik mahasiswa terkait kurangnya interaksi antara dosen dan mahasiswa karena perkuliahan hanya memanfaatkan Kulon Undip dengan materi rekaman dari dosen. Menurut Amida, hal ini ia lakukan agar tidak memberatkan mahasiswa dalam hal kuota internet karena virtual meeting tentu menguras kuota lebih banyak daripada Kulon Undip. Adapun terdapat anjuran dari universitas agar kuliah melalui Microsoft Teams hanya berjalan selama 15 menit.

Muhammad Bayu Widagdo kemudian menanggapi terkait tugas berupa mengikuti lomba yang dianggap memberatkan oleh sebagian mahasiswa. Bayu mengatakan bahwa penugasan tersebut bermanfaat bagi mahasiswa untuk menambah portofolio dan mengetahui kemampuan mahasiswa. Hal ini juga didukung oleh Kaprodi Ilkom yang sekaligus menanggapi kritik mahasiswa terkait tugas berupa proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang seolah memaksa mahasiswa untuk tembus ke Pimnas.

“Jangan melihat tugas tersebut sebagai burden, tetapi lihat sebagai kesempatan untuk diuji pihak eksternal,” kata Rouli.

Nurul Hasfi selaku Ketua Departemen menanggapi saran mahasiswa terkait permintaan penghapusan tugas berbasis kolaborasi atau kelompok karena merasa terbebani dengan adanya tugas kelompok di perkuliahan online.

“Penugasan kelompok ini merupakan salah satu bentuk kompetensi dan tujuan yang ingin dibentuk pada diri mahasiswa, apakah mereka mampu bekerja secara kelompok dan menghadapi tantangan penugasan kelompok yang terjadi di masa pandemi ini. Mungkin bisa dikurangi, tetapi tidak bisa dihilangkan,” ujar Nurul.

Pukul 12.00, CommVoice 2021 ditutup oleh closing statement Rouli yang mengingatkan mahasiswa untuk tidak sungkan mengomunikasikan kendala atau hambatan kepada dosen agar pembelajaran dapat berjalan lebih baik.

“Pemaparan dari dosen sebelumnya bukan untuk membela diri, tetapi untuk berbagi perspektif dan berusaha membangun diskusi terbuka. Seluruh tugas dan kegiatan yang diberikan prodi adalah demi keuntungan mahasiswa bersama,” tutup Rouli.

Penulis: Dinda Khansa Berlian

Reporter: Salsabila Febryanti

Editor: Annisa Qonita Andini

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar