Kelas Online Santai Kompas TV: Proses di Balik Sebuah Konten

Posted by Admin

Oktober 14, 2021

(Poster kelas online Santai Kampus Kompas TV)

Semarang—Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Kompas TV dalam menyelenggarakan sebuah acara yang bertajuk Kelas Online Santai: Proses di Balik Sebuah Konten, Program Kompas TV serta Kiat Menjadi News Anchor Andal. Bersama dengan Getar Jagatraya (Creative Team Pijaru) dan Edy Khemod (Creative Director Cerahati(, mahasiswa mempelajari bagaimana mengubah ide menjadi sebuah karya berupa video sederhana yang dapat memikat penonton.

Mengubah Ide Menjadi Sebuah Karya

Pada sesinya, Getar Jagatraya mengungkapkan bahwa mengubah sebuah ide menjadi karya sama dengan mempertanyakan sesuatu yang kasat mata, tetapi harus dijabarkan. Karya yang bertajuk audiovisual biasanya akan dimulai dari sebuah ide yang terlintas. Getar juga menjelaskan terdapat beberapa sumber yang bisa digunakan untuk memunculkan sebuah ide. Sumber pertama yakni melalui referensi (audio dan visual).

“Kalau saya pribadi, ide itu datang dari pengalaman. Selain itu, banyak referensi-referensi, baik itu musik, video, gambar, atau foto yang bersinggungan dengan kehidupan kita. Secara tidak sadar, semua ini terekam di memori teman-teman dan akan muncul saat kita membuat karya secara sadar maupun tidak sadar,” ungkapnya.

Kedua, menggunakan Teori What If yang dapat digunakan untuk memancing ide yang lebih menarik dan unik yang telah muncul dalam pikiran seseorang. Dan cara terakhir, berdiskusi.

“Ide itu mirip Jelangkung. Jadi, datang ga dijemput, pulang lupa dicatat. Sebisa mungkin kalau ide itu datang, teman-teman langsung catat. Terkadang ide itu datang karena pengalaman teman-teman terpancing. Ide yang masih mentah ini dengan menggunakan referensi, diskusi, dan Teori What If, dapat memperkaya ide kalian dari yang biasa menjadi luar biasa,” tandas Getar.

Membuat Video Menarik Perhatian dengan Biaya Rendah dan Teknis Sederhana

Cerahati dimulai dari sekelompok mahasiswa seni penggiat audiovisual di Kota Bandung pada awal tahun 2000-an dan hingga kini masih menggeluti dunia musik video. Masa di mana peralatan masih terbatas dan industrinya masih tersentralisasi di Jakarta, saat itu mereka bermain karya tanpa dana dan hanya mengandalkan berbagai hal sederhana. Terbukti, tanpa adanya bujet memadai, karya pertama video musik Mocca ‘Me & My Boyfriend’ memenangkan MTV video music award tahun 2003.

Edy Khemod menjelaskan ada beberapa cara yang digunakan agar video dapat tetap menarik perhatian walaupun bujet rendah dan teknisnya sederhana.

“Menurut saya, salah satunya adalah shock value. Jadi, video musik dengan trik animasi dan permainan editing, tidak lazim pada saat itu. Shock value dapat diterapkan tergantung konteks di masa kini,” imbuhnya.

Kedua, experiment. Motivasi untuk dapat bereksperimen dan mengembangkan video menjadi karya yang unik merupakan hal yang dapat dilakukan. Terus belajar membuat video tentu lebih baik dibanding tidak berbuat sama sekali. Nothing to lose. semua dapat dicoba terus-menerus.

Terakhir ada deviation from; mendobrak status quo seakan-akan kualitas dan estetika video harus ada standar tertentu. Manusia dapat terbantu dengan munculnya MTV salah satunya dengan membuka kesempatan untuk segala konten masuk. Hingga pada akhirnya, audiens yang terpapar dapat mengetahui keberadaan kita.

Selain menjelaskan cara membuat video yang menarik dengan biaya murah dan teknis sederhana, Edy juga menjelaskan tiga dasar gaya musik video, yaitu performance (video band atau penyanyi manggung); narratives (ada jalan cerita yang menemami musiknya); dan visual sensation (menampilkan video yang sesuai dengan musiknya). Untuk mengembangkan kreativitas, kita dapat melakukan mix and match di terhadap ketiga gaya musik video ini.

Lebih lanjut, menurutnya, arti mencari ide adalah membebaskan diri dari sesuatu yang konvensional. Untuk melepaskan diri dari hal-hal biasa, Edy juga memberikan beberapa tips yang dapat digunakan untuk menemukan sebuah ide, antara lain  dengan melihat sebuah masalah dari kacamata yang berbeda; berpikir positif; observasi; menghubungkan cerita atau connecting the dotsask question (menggunakan What If);  jangan takut tampak bodoh; dan berani mencoba hal baru.

Penulis: Sanita Sitinjak

Reporter: Jesicca Inez

Editor: Annisa Qonita Andini

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar