“Dulu sewaktu SMA saya jurusan IPS dan ingin masuk kuliah memang di ilmu-ilmu sosial. Saat itu, Komunikasi adalah sesuatu yang agak baru dan lagi booming pada jaman saya. Jujur awalnya belum tahu jurusan Komunikasi seperti apa, arahnya kemana dan mau jadi seperti apa. Tetapi saya berpikir bahwa prospek Ilmu Komunikasi kedepan pasti bagus bahwa Ilmu Komunikasi di mana pun, kapan pun ilmunya akan dipakai dan diperlukan. Itu yang akhirnya membuat saya tertarik jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro” tutur Esdras Idi Alfero Ginting, S.Sos, Alumni Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.
Esdras masuk Undip tahun 2002 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan lulus pada tahun 2007. Saat kuliah ia juga bekerja di bidang jurnalistik.
“Setelah belajar Komunikasi akhirnya jadi tertarik jurnalistik, kebetulan saya suka menulis dan sering menulis artikel di surat-surat kabar. Tahun 2005 bergabung di koran sore Wawasan sambil kuliah, menjadi wartawan di bagian seni dan budaya. Setelah lulus kuliah masih tetap bergabung di Wawasan hingga tahun 2008, jadi hampir 3 tahun lebih bekerja di media tersebut. Setelah itu saya pindah ke Jogja bergabung di Harian Jogja, grupnya Koran Bisnis Indonesia, 2 tahunan di Harian Jogja yang semula reporter kemudian saya dipromosikan menjadi asisten redaktur sehingga jarang lagi di lapangan tetapi lebih banyak membantu di bidang keredaksian. Sempat pula menjadi redaktur Online Website Harian Jogja selama kurang lebih satu tahun” kenangnya.
“Di tahun 2012 saya mencoba mendaftar CPNS, ternyata saya lulus dan ditempatkan di Sumatera Utara. Tahun 2013 bulan keempat saya pindah ke Medan, penempatannya di BNN (Badan Narkotika Nasional) Kabupaten Serdang Bedagai. Saya yang awalnya di bidang jurnalis, ilmunya mulai beralih dan berganti ke public speaking karena kemampuan public speaking harus dimiliki seorang penyuluh. Tahun 2019 saya mutasi di Kabupaten Deli Serdang sampai sekarang sebagai Penyuluh Narkoba Ahli Muda BNN Kabupaten Deli Serdang” lanjutnya.
Menurut Esdras, Dunia komunikasi itu dunia yang mengasyikkan dengan lapangan pekerjaan yang luar biasa dan kesempatannya ada dimana-mana. Ketika kuliah dan mempelajari keilmuannya ternyata dunia komunikasi adalah dunia yang sangat menantang dan ia tidak salah masuk jurusan. Banyak ilmu didapatkan di Komunikasi, dari jurnalistik, public speaking, advertising, broadcasting dan ilmu-ilmu tersebut merupakan ilmu yang siap pakai semua. Ilmu-ilmu itu dibutuhkan juga dalam kegiatan sehari-harinya, ia sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari mahasiswa Komunikasi Undip.
“Kultur Semarang sangat toleran dan bersahabat bagi mahasiswa dari luar jawa seperti saya, sekaligus saya pun belajar tentang kultur-kultur jawa. Saya menjalani anak kehidupan sebagai anak kos, yang memberikan banyak warna dalam kehidupan. Di dunia perkuliahan saya banyak bertemu dengan teman-teman dari seluruh Indonesia dengan latar belakang yang berbeda-beda. Selama kuliah belum pernah mengalami kendala atau permasalahan dalam berhubungan dengan para dosen, dosen-dosen di Ilmu Komunikasi sangat bersahabat” ungkapnya.
“Pendidikan itu dapat mengubah hidup kita. Saya dulu ingin sekali kuliah, saya anak petani jadi sejak kecil merasakan bagaimana perjuangan hidup menjadi petani, dan jujur saya malas ke ladang karena saya tahu mengurus ladang itu capek. Akhirnya saya memilih serius di jalur pendidikan, karena paling tidak itu bisa mengubah hidup saya yang dari keturunan terdahulu adalah para petani mulai berubah di level saya atau dapat keluar dari dunia itu. Ada suatu kebanggaan yang saya rasakan sebagai lulusan Komunikasi Undip, setiap kali penyuluhan ke sekolah-sekolah saya menyampaikan kepada generasi muda, memotivasi mereka mengenai pentingnya pendidikan sebagai salah satu cara bagi generasi muda untuk terhindar dari hal-hal yang tidak baik dan sebagai media menggapai impian. Cita-cita itu penting dan harus berjuang untuk meraihnya” pungkas Esdras. (Linda Humas).
Sumber: undip.ac.id
0 Komentar