Logo Phalosa.idn
(Gambar: Fikrii)
Semarang—Studi Independen yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro pada tahun 2021 ini menarik minat mahasiswa untuk turut serta berpartisipasi di dalamnya. Guna merealisasikan Studi Independen ini, pihak prodi bekerja sama dengan Himpunan Program Studi (HMPS) Ilmu Komunikasi, khususnya Divisi Pengabdian Masyarakat.
Melalui program tersebut, pihak prodi memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk merencanakan sebuah proyek pengabdian masyarakat yang dijalankan secara berkelompok. Setiap kelompok yang sudah mengirimkan proposal Studi Independen kepada prodi akan difasilitasi berupa pendanaan untuk menjalankan program yang mereka ajukan di dalam proposal.
Salah satu tim yang berhasil mendapatkan pendanaan dari prodi adalah Phalosa.idn. Selaku ketua dari keempat anggota tim, Tyara Marshanda, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2020, menjelaskan program-program yang akan mereka jalankan dalam Studi Independen ini berkaitan dengan pengembangan bisnis, sesuai dengan tujuan dibentuknya Phalosa.idn.
“Tujuannya adalah untuk membangkitkan semangat anak muda Indonesia terutama untuk berbisnis, membangun perekonomian indonesia, dan kita ingin mendukung gerakan SDGs poin ke-8 untuk meningkatkan perekonomian,” ungkap Tyara.
Sebagai salah satu rekan Tyara dalam menjalankan Phalosa.idn, Alifia Putri Nabila, mahasiswa Ilmu Komunikasi 2020 juga turut memaparkan bahwa tujuan didirikannya Phalosa.idn sebagai penggerak masyarakat untuk berani memulai bisnis.
“Memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada masyarakat Indonesia mengenai berbisnis atau memulai bisnis, serta menjadi stimulus kepada masyarakat untuk berani melangkah menjadi entrepreneur di usia muda karena ada mindset bahwa bisnis itu sulit,” jelasnya.
Menargetkan pengembangan bisnis UMKM sebagai fokus utama mereka, Phalosa.idn turut menggandeng salah satu UMKM milik mahasiswa Undip sebagai mitra mereka. Berbagai kegiatan dikembangkan oleh Phalosa.idn untuk menumbuhkan ketertarikan berbisnis dalam diri.
“Ada tiga kegiatan. Pertama, coaching class, diperuntukkan bagi anak di bawah 17 tahun. Di sini speaker-nya Hasna Humaira, yaitu mitra sekaligus founder Aksesoris Etnik Semarang, memaparkan materi dasar berbisnis di usia muda yang juga akan diberikan dengan logbook digital yang bisa diisi oleh peserta,” ungkap Alifia.
Selain itu, Alifia turut menjelaskan bahwa Phalosa.idn juga akan mengadakan beberapa workshop untuk memberikan wawasan mengenai dunia bisnis.
“Sesi satu workshop memaparkan mengenai materi berbisnis, dasar berbisnis, dan model bisnis yang baik. Workshop sesi dua akan membahas marketing, bagaimana produk bisa dipromosikan secara maksimal menggunakan tools yang dimiliki. Ketiga, lomba marketing yang akan dibuka untuk umum,” lanjutnya.
Melalui konten-konten yang dipublikasikan via media sosial Instagram dan workshop yang akan diselenggarakan Phalosa.idn, Tyara berharap generasi muda di era society 5.0 bisa memanfaatkan potensi dalam diri dan mengambil segala peluang untuk berbisnis, sehingga UMKM dapat menjangkau jaringan dengan lebih luas.
“Aku sebagai ketua dari Phalosa.idn sendiri memang menargetkan dari konten-konten kita itu semoga bisa membangun semangat bisnis bagi generasi muda,” pungkasnya.
Penulis: Salsabila Febryanti
Reporter: Dinda Khansa Berlian / Kartika Conny Brilliant Dwikananda
Editor: Annisa Qonita Andini
Sumber: komunikasi.fisip.undip.ac.id
0 Komentar