Semarang, FISIP Undip  – Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) Jumat (25/08) melakukan Asesmen Lapangan pada Prodi S2 Magister Ilmu Komunikasi (MIKOM) FISIP Undip. Dalam kesempatan akreditasi kali ini, sebagai tim Asesor dari BAN-PT yang melakukan Asesmen Lapangan adalah Dr. Muh. Najib, dan Dr. Suwandi Sumartias, M.Si. dan dibuka langsung oleh Wakil Rektor 1 Undip Prof. Dr. Ir. Muhammad Zainuri , DEA., yang mewakili Rektor Undip yang berhalangan hadir.

Warek 1 dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Undip memasuki tahun ketiga berstatus PTNBH dan masih tetap “berlari” agar bisa menjadi universitas berbadan hukum yang unggul dan dapat bersaing dengan universitas PTNBH lain yang sudah ada terlebih dulu. Salah satunya adalah dengan terus menggenjot pencapaian penelitian dan pengabdian para dosen yang salah satunya adalah dengan mewajibkan setiap fakultas harus memiliki jurnal pengabdian kepada masyarakat.

Senada dengan Zainuri, Dekan FISIP Undip, Dr. Sunarto, M.Si. dalam sambutannya mengatakan bahwa skema penelitian yang ada di FISIP Undip dibagi menjadi 2 (dua) skema, yaitu skema penelitian pembinaan yang wajib diikuti oleh semua dosen yang aktif mengajar dan skema penelitian kompetisi. Tahun ini FISIP Undip diberi jatah oleh Universitas untuk dapat meyerahkan 19 publikasi, dan target itu akan segera tercapai karena sampai pertengahan tahun 2017 ini FISIP Undip sudah memiliki 17 publikasi, jelas Sunarto.

Selain menggenjot hasil capaian penelitian dan pengabdian, saat ini FISIP Undip sedang mempersiapkan diri untuk membuka kelas internasional pada Departemen Ilmu Komunikasi yang sementara ini akan diisi program Summer Camp, dan untuk rencana kedepannya akan membuka kelas Double Degree dengan universitas yang sudah menjalin kerjasama dengan FISIP Undip, terang Sunarto.

Pada kesempatan terakhir Zainuri berpesan kepada para asesor agar bekerja secara cermat dan teliti menilai hasil laporan yang telah dibuat oleh pengelola program. “berikanlah nilai maksimal jika memang layak untuk diberi nilai maksimal, karena itu semua juga demi kemajuan sistem pendidikan tinggi di Indonesia