Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Opini Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) sukses menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Opini Goes to School di SMA Negeri 12 Semarang pada Sabtu (04/10) dan Sabtu (11/10). Dengan mengusung tema “Media Literacy for Future Journalist”, kegiatan ini menyasar anggota ekstrakurikuler jurnalistik Canopy sebagai upaya memperkuat pemahaman pelajar mengenai dunia pers dan literasi media.
Kegiatan ini merupakan inovasi baru LPM Opini yang diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 2025. Melalui program tersebut, LPM Opini berupaya memperluas peran dan kontribusinya di bidang edukasi jurnalistik bagi kalangan pelajar, sekaligus memperkenalkan dinamika dunia pers mahasiswa ke ranah sekolah melalui pendekatan interaktif.
Ketua Pelaksana Opini Goes to School, Niswah Zakiyyatul Falakhiyah, dalam sambutannya saat pembukaan acara mengungkapkan bahwa Opini Goes to School bertujuan untuk memperkaya wawasan pelajar mengenai pers, termasuk kemampuan untuk mewawancara serta menulis berita dan artikel jurnalistik.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para peserta dapat menambah wawasan tentang pers dan media, melakukan wawancara, serta keterampilan menulis berita dan artikel jurnalistik,” ungkap Niswa dalam sambutannya pada Sabtu (04/10).
Mengenal Dunia Pers dan Praktik Menjadi Wartawan
Kegiatan hari pertama, Sabtu (04/10), diisi dengan pemaparan materi oleh LPM Opini dengan 2 pokok bahasan utama. Materi “Pengenalan Pers dan Propaganda dalam Media” disampaikan oleh Redaktur Pelaksana Online, Taufiqurrahman Alfarisi dan Staf Divisi Riset, Moh. Arif Maulana Azmi. Sementara
Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Opini Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) sukses menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Opini Goes to School di SMA Negeri 12 Semarang pada Sabtu (04/10) dan Sabtu (11/10). Dengan mengusung tema “Media Literacy for Future Journalist”, kegiatan ini menyasar anggota ekstrakurikuler jurnalistik Canopy sebagai upaya memperkuat pemahaman pelajar mengenai dunia pers dan literasi media.
Kegiatan ini merupakan inovasi baru LPM Opini yang diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 2025. Melalui program tersebut, LPM Opini berupaya memperluas peran dan kontribusinya di bidang edukasi jurnalistik bagi kalangan pelajar, sekaligus memperkenalkan dinamika dunia pers mahasiswa ke ranah sekolah melalui pendekatan interaktif.
Ketua Pelaksana Opini Goes to School, Niswah Zakiyyatul Falakhiyah, dalam sambutannya saat pembukaan acara mengungkapkan bahwa Opini Goes to School bertujuan untuk memperkaya wawasan pelajar mengenai pers, termasuk kemampuan untuk mewawancara serta menulis berita dan artikel jurnalistik.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap para peserta dapat menambah wawasan tentang pers dan media, melakukan wawancara, serta keterampilan menulis berita dan artikel jurnalistik,” ungkap Niswa dalam sambutannya pada Sabtu (04/10).
Mengenal Dunia Pers dan Praktik Menjadi Wartawan
Kegiatan hari pertama, Sabtu (04/10), diisi dengan pemaparan materi oleh LPM Opini dengan 2 pokok bahasan utama. Materi “Pengenalan Pers dan Propaganda dalam Media” disampaikan oleh Redaktur Pelaksana Online, Taufiqurrahman Alfarisi dan Staf Divisi Riset, Moh. Arif Maulana Azmi. Sementara materi “Teknik Wawancara dan Penulisan Jurnalistik” disampaikan oleh Pemimpin Umum LPM Opini, Davino Krisna Hernawan dan Pemimpin Redaksi LPM Opini, Kayla Fauziah Fajri.
Praktik teknik dan etika wawancara jurnalistik secara langsung oleh peserta dalam kegiatan Opini Goes to School hari pertama (04/10) di SMA Negeri 12 Semarang.
Setelah pemaparan materi, anggota Canopy diajak mempraktikkan teknik dan etika wawancara jurnalistik secara langsung. Setiap peserta diinstruksikan seolah sedang menjadi wartawan dalam kegiatan lomba olahraga tahunan di sekolah. Kemudian, mereka diminta untuk membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada panitia penyelenggara sebagai bahan pembuatan berita. Setelah itu, beberapa perwakilan peserta diminta untuk maju ke depan dan menanyakan langsung daftar pertanyaan yang sudah dibuat seolah sedang melakukan wawancara sungguhan.
Pada sesi akhir kegiatan hari pertama, peserta diberi tantangan atau challenge untuk menulis sebuah artikel jurnalistik dengan tema sosial masyarakat.
Pengumuman Artikel Terbaik dan Sharing Session
Sesi sharing session dalam kegiatan Opini Goes to School pada hari kedua (11/10) di Aula SMA Negeri 12 Semarang.
Beranjak ke hari kedua, pada Sabtu (11/10), kegiatan Opini Goes to School diawali dengan sesi pemberian umpan balik atau feedback terhadap artikel peserta yang sudah diinstruksikan pada hari pertama, baik secara teknis seperti ejaan dan tanda baca maupun dari segi substansinya. Dalam sesi tersebut, diumumkan juga 3 peserta dengan artikel terbaik yang dinilai dari orisinalitas ide, gaya dan alur penulisan yang runtut dan menarik, serta ketajaman analisis. Juara pertama diraih oleh Ashyva Jihan Makaella dengan karya berjudul “Bahagia Versi Kamera”. Juara kedua diraih oleh Salma Hanifah Atqiya yang mengangkat artikel berjudul “Trans Semarang Mulai Sesak Napas: Ketika Bus Kota Tak Lagi Ramah Udara”. Lalu juara ketiga diraih oleh Ragil Briant dengan judul karya “Bullying Fisik, Ancaman Nyata bagi Masa Depan Anak Bangsa”.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sharing session antara divisi-divisi Canopy dan divisi-divisi LPM Opini yang memiliki cakupan kerja selaras.
Menyudahi sesi ini, dalam penutupan kegiatan, Dosen Pendamping LPM Opini, Agne Yasa, S.I.Kom., M.A., mengutarakan pesannya bahwa kemampuan berpikir kritis perlu ditanamkan sejak dini agar generasi muda Indonesia peka terhadap isu-isu sosial.
“Kemampuan berpikir kritis tidak hanya penting dimiliki oleh mahasiswa, tetapi juga perlu ditanamkan sejak di bangku sekolah. Indonesia membutuhkan generasi muda yang mampu berpikir kritis dan hal itu bisa dimulai dari sekarang.” pungkasnya.
materi “Teknik Wawancara dan Penulisan Jurnalistik” disampaikan oleh Pemimpin Umum LPM Opini, Davino Krisna Hernawan dan Pemimpin Redaksi LPM Opini, Kayla Fauziah Fajri.

Praktik teknik dan etika wawancara jurnalistik secara langsung oleh peserta dalam kegiatan Opini Goes to School hari pertama (04/10) di SMA Negeri 12 Semarang.
Setelah pemaparan materi, anggota Canopy diajak mempraktikkan teknik dan etika wawancara jurnalistik secara langsung. Setiap peserta diinstruksikan seolah sedang menjadi wartawan dalam kegiatan lomba olahraga tahunan di sekolah. Kemudian, mereka diminta untuk membuat daftar pertanyaan yang akan ditanyakan kepada panitia penyelenggara sebagai bahan pembuatan berita. Setelah itu, beberapa perwakilan peserta diminta untuk maju ke depan dan menanyakan langsung daftar pertanyaan yang sudah dibuat seolah sedang melakukan wawancara sungguhan.
Pada sesi akhir kegiatan hari pertama, peserta diberi tantangan atau challenge untuk menulis sebuah artikel jurnalistik dengan tema sosial masyarakat.
Pengumuman Artikel Terbaik dan Sharing Session

Sesi sharing session dalam kegiatan Opini Goes to School pada hari kedua (11/10) di Aula SMA Negeri 12 Semarang.
Beranjak ke hari kedua, pada Sabtu (11/10), kegiatan Opini Goes to School diawali dengan sesi pemberian umpan balik atau feedback terhadap artikel peserta yang sudah diinstruksikan pada hari pertama, baik secara teknis seperti ejaan dan tanda baca maupun dari segi substansinya. Dalam sesi tersebut, diumumkan juga 3 peserta dengan artikel terbaik yang dinilai dari orisinalitas ide, gaya dan alur penulisan yang runtut dan menarik, serta ketajaman analisis. Juara pertama diraih oleh Ashyva Jihan Makaella dengan karya berjudul “Bahagia Versi Kamera”. Juara kedua diraih oleh Salma Hanifah Atqiya yang mengangkat artikel berjudul “Trans Semarang Mulai Sesak Napas: Ketika Bus Kota Tak Lagi Ramah Udara”. Lalu juara ketiga diraih oleh Ragil Briant dengan judul karya “Bullying Fisik, Ancaman Nyata bagi Masa Depan Anak Bangsa”.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sharing session antara divisi-divisi Canopy dan divisi-divisi LPM Opini yang memiliki cakupan kerja selaras.
Menyudahi sesi ini, dalam penutupan kegiatan, Dosen Pendamping LPM Opini, Agne Yasa, S.I.Kom., M.A., mengutarakan pesannya bahwa kemampuan berpikir kritis perlu ditanamkan sejak dini agar generasi muda Indonesia peka terhadap isu-isu sosial.
“Kemampuan berpikir kritis tidak hanya penting dimiliki oleh mahasiswa, tetapi juga perlu ditanamkan sejak di bangku sekolah. Indonesia membutuhkan generasi muda yang mampu berpikir kritis dan hal itu bisa dimulai dari sekarang.” pungkasnya.



0 Komentar