Customize Consent Preferences

We use cookies to help you navigate efficiently and perform certain functions. You will find detailed information about all cookies under each consent category below.

The cookies that are categorized as "Necessary" are stored on your browser as they are essential for enabling the basic functionalities of the site. ... 

Always Active

Necessary cookies are required to enable the basic features of this site, such as providing secure log-in or adjusting your consent preferences. These cookies do not store any personally identifiable data.

No cookies to display.

Functional cookies help perform certain functionalities like sharing the content of the website on social media platforms, collecting feedback, and other third-party features.

No cookies to display.

Analytical cookies are used to understand how visitors interact with the website. These cookies help provide information on metrics such as the number of visitors, bounce rate, traffic source, etc.

No cookies to display.

Performance cookies are used to understand and analyze the key performance indexes of the website which helps in delivering a better user experience for the visitors.

No cookies to display.

Advertisement cookies are used to provide visitors with customized advertisements based on the pages you visited previously and to analyze the effectiveness of the ad campaigns.

No cookies to display.

Kunjungan Kuliah Internasional Menggali Tantangan Demokratisasi di Indonesia

Posted by Admin

Februari 15, 2024

Semarang (13/02) – Dalam kuliah internasional yang sangat dinantikan yang diadakan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip), para akademisi dan pakar berkumpul untuk mendalami peliknya tantangan yang dihadapi Indonesia dalam proses demokratisasi yang sedang berlangsung. Acara yang dimoderatori oleh Satria Aji Imawan, S.I.P., MPA ini menghadirkan beragam diskusi dari para pembicara dan pembahas terkemuka.

Acara diawali dengan sambutan oleh Dekan FISIP Undip Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin. Dr. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin, menekankan kompleksitas demokratisasi di Indonesia, menyoroti peran penting stabilitas dalam mendorong kemajuan ekonomi dan pendidikan. Di hadapan hadirin yang penuh perhatian, ia mengatakan, “Jika negara Anda stabil, Anda dapat membuat perekonomian Anda lebih baik, dan jika negara Anda stabil, Anda dapat membuat pendidikan Anda lebih baik – ini adalah faktor-faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilu dan demokratisasi,” katanya.

Narasumber utama menghadirkan Dr. Thomas Seitz dari University of Wyoming, AS, yang mengidentifikasi tiga tantangan besar bagi demokratisasi Indonesia – krisis kepercayaan terhadap supremasi hukum, gerakan pemimpin yang kuat, dan isu politik uang yang meluas. Dr. Seitz menggarisbawahi perlunya pendekatan konteks spesifik, dan memperingatkan agar tidak menerapkan model Barat secara langsung pada konteks Indonesia.

Dr. Thomas juga menyoroti perkembangan peran uang dalam pemilu di Indonesia yang masih menjadi bahan diskusi. Sementara itu, kompleksitas tim sukses semakin meningkat seiring dengan setiap pemilu, dan berubah menjadi sebuah jaringan yang menjaga para kandidat tetap terhubung dengan konstituen mereka setelah pemilu. Tim sukses ini berpotensi menjadi tempat pelatihan bagi “kelas politik” yang sedang berkembang.

Setelah presentasi Dr. Seitz, dua pembahas memberikan wawasan tambahan. Retna Hanani, S.Sos, MPP., menjelaskan konsep menarik tentang Legalisme Otokratis. Fenomena ini melibatkan para pemimpin karismatik yang memanfaatkan mandat pemilihan mereka untuk merusak sistem konstitusi melalui cara-cara hukum. Konsekuensinya, ia menjelaskan, termasuk penurunan kualitas kebijakan, berkurangnya akuntabilitas, dan ketidakstabilan dalam praktik administrasi publik.

Pembahas kedua, Bangkit Aditya Wiryawan, S.Sos., M.A., Ph.D., menyoroti kemerosotan demokrasi di Indonesia yang mengkhawatirkan. Ia menyoroti meningkatnya penggunaan informasi yang salah oleh pemerintah otokratis untuk mempengaruhi opini publik, yang mengakibatkan memburuknya kebebasan berekspresi dan kebebasan media. Wiryawan menekankan pentingnya organisasi masyarakat sipil sebagai benteng melawan otoritarianisme, dan menyerukan inisiatif yang lebih kuat untuk menjaga prinsip-prinsip demokrasi.

 

Saat Indonesia menavigasi perjalanan demokratisasinya, diskusi-diskusi ini menyumbangkan wawasan yang sangat berharga, membimbing para pembuat kebijakan dan akademisi menuju pemahaman yang berbeda tentang tantangan kompleks yang ada. Peran stabilitas, dampak Legalisme Otokratis, dan maraknya misinformasi merupakan faktor penting yang memerlukan perhatian seiring upaya negara ini menuju kerangka demokrasi yang kuat dan bertahan lama.

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar