Presiden Tunisia Jadi Penguji Tamu Ujian Tesis Magister Ilmu Politik

Posted by En_Admin

Juli 4, 2022

DPIP-Semarang – Hal biasa Program Studi Magister Ilmu Politik (MIP) menggelar ujian tesis. Toh sejak didirikan pada tahun 2004, program studi ini telah meluluskan sebanyak 310 mahasiswa/mahasiswa. Tapi, ujian tesis kali ini terasa sangat istimewa, karena penguji tamu adalah Presiden Tunisia ke-4, yakni Dr. Moncef Marzuki. Melalui perangkat Zoom, Presiden Moncef turut jadi penguji mahasiswa MIP, Mohamed Ali Yousef, melalui tesis berjudul “Pengaruh Revolusi Tunisia Tahun 2011 pada Konsep Kebebasan dan Partisipasi Politik di Kalangan Pemuda Arab: Komunitas Arab di Istanbul sebagai Model.” Ujian digelar pada Rabu, 29 Juni 2022 pukul 19.00 WIB.

Tema tesis yang diangkat Mohamed Ali Yousef berkaitan dengan Revolusi Melati (Jasmine Revolution) Tunisia tahun 2010. Revolusi ini berlatar belakang pergolakan politik dan perlawanan rakyat Tunisia kepada Presiden Zine al-Abidin Ben Ali yang despotisme, dikatorisme, dan koruptif, serta pelanggaran hak asasi manusia. Revolusi ini sendiri dipicu oleh aksi bakar diri pemuda Muhammad Bouzizi, sebagai ekspresi keputusasaannya terhadap politik represi dan ketidakadilan rezim Ben Ali. Aksi bakar diri ini membangkitkan spirit perlawanan rakyat Tunisia dan berhasilkan menjungkalkan otoritarianisme rezim Ben Ali yang telah berkuasa selama 20 tahun.

Dalam naskah tesisnya, Ali Yousef menyatakan, Revolusi Melati memberi efek domino terhadap gerakan revolusi di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Dari Revolusi Melati, muncul Revolusi Mesir yang menuntut demokratisasi di Mesir, terhadap rezim Hosni Mubarak, perlawanan rakyat Libya kepada rezim otoriter Moammar Khaddafi yang telah memimpin Libya selama 34 tahun. Selain itu, Revolusi Yaman, yang mengakhiri kekuasaan Presiden Ali Abdullah Saleh. Revolusi Melati juga menginspirasi gelombang revolusi di Aljazair—tetangga Tunisia. Rezim Bouteflika yang telah berkuasa selama 20 tahun dimakzulkan melalui gerakan revolusi rakyat Aljazair. Terakhir, Revolusi Melatin juga memantik semangat Rakyat Bahrain untuk menumbangkan diktator Al-kHalifa. Rangkaian gelombang revolusi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara ini—oleh Ali Yousef—disebut sebagai Musim Semi Revolusi Arab (Arab Spring) antara tahun 2010 hingga 2011 akhir.

Sebagai penguji tesis, Presiden Dr. Moncef Marzuki menanyakan berbagai hal mengenai Revolusi Melati. “Sumbangan besar Revolusi Melati Tunisia adalah kebebasan dan partisipasi politik masyarakat Tunisia, termasuk di dalamnya adalah kalangan pemuda. Mungkin yang paling mencolok tentang revolusi Tunisia adalah bahwa itu adalah revolusi tanpa pemimpin, dan tidak direncanakan sebelumnya, juga tidak memiliki orientasi ideologis yang diarahkan, tetapi merupakan peristiwa spontan-spontan yang dihasilkan dari solidaritas massa dengan Bouazizi muda yang dihina sampai dia memutuskan untuk menyingkirkan nyawanya. Inilah yang membuat revolusi Tunisia unik di antara revolusi dan membutuhkan studi ilmiah yang lebih serius,” jawaban Ali Yousef, warga negara Turkey, tapi tinggal di Mesir, namun mengambil studi kasus di Aljazair ini, meyakinkan.

Ketua Prodi Magister Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Dr. Laila Kholid Alfirdaus, yang sekaligus sebagai seorang dari tiga penguji menyatakan, Ali Yousef merupakan mahasiswa Mesir yang tinggal di Turkey, dan peserta program Diponegoro Master Scholarships (DIMAS). “Itulah kenapa salah satu pertimbangan responden yang diambil oleh Ali Yousef dalam tesisnya itu mengukur pengaruh revolusi Tunisia terhadap konsep kebebasan di kalangan anggota komunitas Arab Mesir di Istanbul, sedangkan kuesioner kedua mengukur sejauh mana revolusi Tunisia mempengaruhi konsep partisipasi politik di antara komunitas Arab Mesir di Istanbul.”

Menurut Ketua Pembimbing tesis, Dr. Muhammad Adnan, M.A., Ali Yousef berhasil meyakinkan para penguji dengan temuan dengan simpulan penelitian bahwa Revolusi Tunisia telah sangat mempengaruhi konsep pemuda Arab tentang kebebasan dan partisipasi politik dan memperkuat keyakinan mereka akan perlunya pembebasan dari tirani, juga menyadarkan kaum muda akan realitas politik negara mereka, dan mendorong mereka untuk berpartisipasi dalam partisipasi politik dan masyarakat. Di samping itu, revolusi Melati meningkatkan kepercayaan pemuda Arab pada hak-hak politik mereka, dan mendorong mereka untuk merebut hak- hak mereka dari tangan para perampasnya.

Ditambahkan oleh pembimbing kedua, Dr. Teguh Yuwono, M.Pol. Admin., Ali Yousef dalam hasil risetnya juga menyimpulkan, bahwa pengaruh revolusi Tunisia sangat dalam dan luas, karena mencakup semua anggota studi, menurut semua variabel baik usia, pendidikan, dan tempat tinggal serta pengaruh sosial-politik, kebebasan, dan partisipasi politik warga Arib di Turkey. Selain Presiden Moncef Marzuki, penguji lain adalah Drs. Yuwanto, Ph.D., dan Dr. Nunik Retno Herawati. ·

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar