Mengulik Konsep Personal Branding Sebagai Wujud Perkembangan Aktivitas Digital

Posted by Admin

April 14, 2022

Webinar Nasional “Strategi Penyelarasan Corporate Brand dan Personal Brand” via Zoom pada Rabu (16/3). Foto: Sanita Sitinjak

Semarang – Perkembangan internet yang cepat mendorong adanya kedinamisan pada masyarakat dalam berkomunikasi secara digital. Oleh Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Ilkom Undip), hal ini dilihat sebagai salah satu fenomena yang patut untuk dikaji lebih dalam melalui webinar nasional bertajuk “Strategi Penyelarasan Corporate Brand dan Personal Brand”.

Yanuar Luqman selaku moderator webinar memaparkan bahwa tema webinar personal branding dipilih lantaran aktivitas digital seperti penggunaan internet semakin berkembang  di kalangan masyarakat.

“Mengapa memilih tema ini? Karena ini tidak lepas dari internet dan kebanyakan orang juga menggunakan internet. Communication by internet or by something in digital itu seperti menjadi isu yang belum selesai dan semakin ramai karena hadirnya metaverse dan lain sebagainya,” ungkap Yanuar.

Acara ini telah diselenggarakan pada Rabu (16/3) secara daring melalui platform Zoom. Webinar yang menarik atensi sebanyak 71 peserta ini turut mengundang Hafni Alifahmi selaku Pemerhati Komunikasi Korporat, Public Relation, Komunikasi Pemasaran sekaligus Ketua Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta.

Materi yang disampaikan pada webinar ini meliputi tentang reputasi sebagai kunci dari kehumasan, konsep online branding, sampai multistakeholder engagement. Selain itu, dikulik pula masalah kehumasan yang sering terjadi, mulai dari personal branding, corporate branding, dan lain sebagainya.

Brand and Reputation sebagai Penguat Corporate Product Brand

Hafni menekankan bahwa brand hadir untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya. “Brand terbangun dan menjadi kekuatan dari produk,” ungkapnya.

Dalam menguatkan corporate brand, langkah awal yang harus diperkuat dalam menguatkan keselarasan antara corporate brand dan classic brand sebagai fondasi awal adalah dengan meningkatkan product brand.

Corporate brand dengan classic brand bisa diselaraskan. Untuk menguatkan corporate brand, maka perlu diadakan peningkatan product brand. Berdasarkan pengalaman saya, dulu Indofood itu tidak terkenal. Apa yang dilakukan? Setiap ada iklan Indomie, (mereka) menguatkan corporate brand-nya dengan ‘indonomie persembahan Indofood’” jelas Hafni.

Beralih ke pembahasan mengenai brand alignment, ia pun menjelaskan bahwa corporate brand dapat dikombinasikan dengan product brand atau personal brand dengan cara membuat lapisan dari brand alignment.

“Contoh brand alignment enam lapis adalah Mandalika. Sirkuit Mandalika  dapat dikatakan (sebagai) kombinasi dari destination brand, city brand, nation brand, corporate brand, product brand dan personal brand,” ujar Hafni.

Hal ini selaras dengan kasus PT Sidomuncul yang mengklaim dirinya sebagai perusahaan farmasi dan jamu sebagai merek korporat.

“Sidomuncul mengenalkan berbagai produknya melalui kampanye yang dibuat oleh Rachmat Hidayat selaku CEO. Iklan tersebut banyak memuat destinasi yang ada di Indonesia” jelasnya.

Empat Langkah Authentic Personal Branding 

Menurut Hafni, personal branding dapat dikatakan sebagai upaya untuk menjadi diri sendiri dan tidak memaksakan diri untuk menjadi seperti orang lain. “Kalau kita orangnya aktif, jangan memaksakan diri jadi orang pendiam,” tuturnya.

Ia pun memaparkan langkah apa saja yang termasuk ke dalam authentic personal branding. Poin pertama yaitu corporate brand dan penyelarasannya.

“Sebagai contoh, CT Corp menyatukan personal dan corporate brand. Properti itu bisa mengangkat city brand, misalnya Trans Bandung. Penting untuk menyelaraskan visi perusahaan dengan visi pekerjanya, kalau mau karyawannya bertahan lama, gunakan alignment ini” jelas Hafni.

Langkah selanjutnya adalah single dan multi-attributes, dilanjut dengan authentic personal brand sampai dengan city brand identity dan image.

“Penggunaan city brand dapat dilihat dari nation branding yang dilakukan oleh Wonderful Indonesia. (Mereka) bisa diangkat menjadi lima lapis alignment, seperti culture brand, nature brand, dan people brand,” lanjutnya.

Terakhir, Hafni berpendapat bahwa visi dan misi yang sudah ditetapkan oleh perusahaan dapat diwujudkan dengan cara memfokuskan visi, misi, dan nilai yang akan diangkat.

 

Penulis: Almira Khairunnisa

Reporter: Sanita Sitinjak

Editor: Langgeng Irma Salugiasih

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar