FISIP Undip dan Yayasan Penabulu Jalin Kerja Sama untuk Aksi Iklim Berkeadilan

Posted by Admin

Maret 14, 2025

Semarang (03/13) – Yayasan Penabulu menyelenggarakan Talkshow “Adaptasi Goes to Campus” dengan tema “Generasi Penggerak untuk Aksi Iklim Berkeadilan” sekaligus penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Diponegoro (Undip) pada Kamis, 13 Maret 2025 di Ruang Teater Gedung C Lantai 1 Kampus FISIP Undip, Tembalang. Kegiatan ini menekankan pentingnya pemberdayaan komunitas, pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, dan penerapan prinsip-prinsip keadilan iklim dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global.

Acara ini dihadiri oleh Dekan FISIP Undip Dr. Drs. Teguh Yuwono, M.Pol.Admin., perwakilan Yayasan Penabulu, Sardi Winata, Sip.MA., serta tiga narasumber ahli: Petrus Damianus Pito M (Local Champion), Fahmi Bastian (WALHI), dan Prof. Dr. Hartuti Purnaweni, MPA (Dosen FISIP Undip).

Dalam sambutannya, Dekan FISIP Undip menyatakan bahwa, “Program Adaptasi Goes to Campus ini adalah salah satu program penting dalam rangka membangun generasi penggerak untuk aksi iklim berkeadilan, karena memang suasana perubahan iklim itu luar biasa, ini isu yang sangat signifikan.” Beliau menekankan bahwa dampak perubahan iklim bersifat global dan multidimensi, mempengaruhi tidak hanya lingkungan tetapi juga kemanusiaan.

Sardi Winata dari Yayasan Penabulu dalam sambutannya menjelaskan tujuan kolaborasi ini bahwa, “Secara khusus kami ingin mendekatkan apa yang dikerjakan oleh organisasi masyarakat sipil… sehingga penting bagi kami untuk bercerita apa yang sudah kami lakukan, apa yang sedang kami kerjakan, lalu apa mimpi kami menjadi masyarakat sipil di Indonesia.”

Selanjutnya, Fahmi Bastian dari WALHI memaparkan kerentanan Indonesia terhadap krisis iklim, terutama ancaman tenggelamnya kota-kota pesisir seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. “Indonesia menjadi negara yang sangat rentan akan terkena dampak krisis iklim,” ujarnya sambil menekankan pentingnya keadilan iklim antar generasi.

Sedangkan, Petrus Damianus Pito M. membagikan pengalaman sebagai Local Champion dalam melestarikan ekosistem pesisir melalui kearifan lokal Muro. “Muro adalah kearifan lokal dalam menjaga sumber daya laut,” jelasnya tentang sistem pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan di Lembata.

Lebih lanjut, Prof. Hartuti Purnaweni menekankan peran strategis mahasiswa: “Mahasiswa dapat meningkatkan kesadaran, mengampanyekan isu, dan melakukan tindakan nyata sehingga dapat menjadi role model bagi lingkungan sekitarnya.” Beliau mendorong mahasiswa untuk terlibat aktif dalam aksi iklim melalui berbagai kegiatan akademik dan pengabdian masyarakat.

Setelah sesi pemaparan materi oleh para narasumber, acara dilanjutkan dengan sesi diskusi kelompok terfokus dimana peserta dibagi dalam beberapa kelompok untuk membahas solusi konkret menghadapi perubahan iklim. Kegiatan semakin interaktif dengan adanya games edukatif tentang isu lingkungan yang menambah semangat peserta dalam memahami materi.

Kegiatan yang berlangsung hingga sore hari dan diakhiri dengan buka puasa bersama dan shalat maghrib berjamaah, menciptakan atmosfer kebersamaan yang hangat di bulan Ramadan. Melalui kerja sama ini, FISIP Undip dan Yayasan Penabulu berkomitmen untuk bersama-sama merancang dan melaksanakan program pemberdayaan komunitas, pengelolaan sumber daya alam, serta penerapan prinsip-prinsip keadilan iklim. Sinergi antara dunia akademik dan masyarakat sipil ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dalam menghadapi tantangan perubahan iklim yang semakin mendesak.

 

Kontributor:
Nur Inayah

MORE FROM @FISIP UNDIP

0 Komentar

You cannot copy content of this page